Sebuah puisi kamar di jam dua pagi,
dari aku yang sulit tidur malam ini.
a complex version
Title: Numb, Lil Bug
Terkadang, atau mungkin sering, muncul perasaan yang sulit diterjemahkan. Entah ingin marah, sedih, atau sekadar tertawa tanpa alasan.
Namun rasa lelah datang lebih dulu, menyela segalanya. Tarikan napas terasa panjang. Lalu aku bertanya: apakah sesak di dada ini kosong, atau justru terlalu penuh?
Aku pasrah. Biar saja. Sudah biasa seperti ini. Mungkin nanti akan terperbaiki sendiri, bagai mesin yang rusak.
Mati rasa. Mungkin bukan kosong, hanya penuh oleh sesuatu yang terlalu lama ditahan, enggan dilepaskan.
Hampa. Bug kecil yang sesungguhnya lahir dari luka besar yang terus dipendam.
Bagaimana cara mengeluarkannya? Bagaimana cara menyalurkannya?
Cahaya di mataku meredup. Aku ingin merespons, namun tubuhku terlalu lelah. Baterai ini telah habis.
Aku diam seperti robot, menyendiri. Seperti mayat hidup. Bergerak, namun hanya untuk menjalani hari yang itu-itu saja.
Perasaan dan pikiranku penuh, hampir meledak. Tenang, aku tidak menyerah. Aku hanya tak tahu bagaimana caranya kembali bergerak.
Biarkan aku sendiri sebentar. Mencari lilin yang baru, untuk menyalakan cahaya yang hampir padam.
Beri aku jeda. Jeda untuk menata ulang. Memberi ruang. Memberi napas. Memberi waktu pada diri sendiri untuk benar-benar mendengarkan isi hatiku.
— A.R. Tika